Blog

Climate Change Awareness

people-holding-banners-front-view (1)
Semua

Climate Change Awareness

Apa itu Perubahan Iklim?

Iklim global merupakan hal yang selalu berubah-ubah. Sehingga perubahan iklim bukan merupakan hal yang baru. Definisi perubahan iklim menurut Kementerian Lingkungan Hidup adalah kondisi fisik atmosfer yang berubah antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak bagi kehidupan manusia. Perubahan ini bukan hanya terjadi pada beberapa tahun belakang, tetapi perubahan ini dalam kurun waktu yang panjang. Dari jutaan tahun yang lalu, sebagian wilayah dunia sudah semakin hangat. Salah satu contohnya yaitu kemarau panjang di Indonesia pada tahun 2015, yang menyebabkan kebakaran hutan dan menghabiskan lebih dari 2 hekatr lahan di pulau Bali. Selain itu kemarau panjang juga menyebabkan 2 (dua) PLTA besar di Jawa Barat tidak beroperasi karena air wadh yang terbatas dan diprioritaskan untuk pengairan. Selain, dua PLTA tersebut terdapat PLTA lain yang mengalami hal serupa. Dari hal tersebut menyebabkan berkurangnya pasokan listrik dari beberapa pusat pembangkit listrik tenaga air.

Apa penyebab Perubahan Iklim?

Penyebab perubahan iklim sendiri secara tidak langsung maupun secara langsung disebabkan oleh aktivitas manusia yang mengubah komposisi atmosfer global. Lalu aktivitas-aktivitas seperti apa yang menyebabkan perubahan iklim?

  1. Berkurangnya lahan yang dapat menyerap karbondioksida

Indonesia merupakan salah satu negara yang sudah menggunduli jutaan hektar hutan dan merusak lahan rawa. Hal ini menyebabkan menyebabkan lebih banyak karbondioksida yang dihasilkan dari terbakarnya pohon dan vegetasi lain atau mengeringnya daerah gambut di rawa. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperkirakan bahwa antara tahun 1750 dan 2005 konsentrasi karbon dioksida di atmosfer meningkat dari sekitar 280 ppm menjadi 379 ppm per tahun dan terus meningkat dengan kecepatan 1,9 ppm per tahun. Sehingga akibat dari hal tersebut pada tahun 2100 suhu global dapat naik antara 1,8 – 2,9 derajat. Dengan meningkatkan emisi dan berkurangnya daerah penyeran, tingkat gas rumah kaca di atmosfer kini menjadi lebih tinggi ketimbang yang pernah terjadi di dalam sejarah.

  • Peningkatan gas rumah kaca

Gas rumah kaca yang terus meningkat adalah karbon dioksida. Gas ini merupakan salah satu gas yang secara alami keluar ketika kita menghembuskan nafas. Karbon dioksida sebagian diserap kembali melalui proses fotosintesis yang merupakan bagian dari proses pertumbuhan tanaman atau pohon. Tetapi saat ini produksi karbon diosika lebih cepat ketimbang penyerapan karbon dioksida oleh tanaman sehingga konsentrasi karbon dioksida di atmosfer meningkat secara bertahap.

  • Industri pertanian, perkebunan dan peternakan

Industri pertanian, perkebunan dan peternakan yang menggunakan pupuk buatan secara berlebihan dapat melepaskan gas Metana dan Nitrogen Oksida ke atmosfer yang juga merupakan gas rumah kaca. Berdasarkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2007 dikatakan konsnetrasi gas penyebab efek rumah kaca mengalami pengingkatan semenjak revolusi industri. Jika kita masih melakukan aktivitas yang berpotensi menghasilkan emisi gas CO2 maka gas ini akan terus terakumulasi semakin banyak dan mendorong terjadinya perubahan iklim.

  • Sampah yang sudah menumpuk dan tidak terpilah di Tempat Pemrosesan akhir (TPA) Membuang sampah pada tempatnya memang baik tetapi hal itu tidak cukup jika kita tidak mengelolanya dengan baik. Sampah yang dibuang di tempat sampah dengan bercampur akan menghasilkan gas metana dan menghasilkan efek rumah kaca. Belum lagi sampah-sampah ini bisa terbang dan berakhir di lautan, bahkan ditempat yang tidak terduga. Itulah mengapa pengelolaan sampah itu perlu di lakukan setelah membuang sampah pada tempatnya.

Apa saja dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim?

  1. Peningkatan Suhu Bumi

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa gas rumah kaca yang terus meningkat akan meningkatkan suhu permukaan global. Pemanasan global kemudian menyebabkan masalah terhadap lingkungan, yaitu meningkatkan permukaan air laut, kebakaran hutan dan pola migrasi hewan yang berubah. Pemanasan global juga menjadi salah satu contoh perubahan iklim yang dapat meningkatkan risiko kekeringan, perubahan pola hujan dan meningkatkan intensitas cuaca ekstrim. NASA menyebutkan bahwa dalam 10 tahun suhu permukaan bumi sempat mengalami peningkatan sebesar 1,02. Hal ini disebabkan oleh aktivitas manusia yang meningkatkan polusi karbon dioksida.

  • Terjadinya Badai yang merusak

Dampak dari perubahan iklim selanjutnya adalah badai destruktif menjadi lebih kuat dan lebih sering. Seiring dengan meningkatnya suhu maka banyak suhu air yang menguap. Kondisi tersebt menyebabkan curah hujan ekstrem dan banjir sehingga menimbulkan baik yang merusak. Suhu lautan juga menjadi salah satu pengaruh sebesar apa frekuensi dan luasnya badai tropis.

  • Kekeringan

Karena suhu yang meningkat akibat pemanasan global, menyebabkan ketersediaan air yang dapat memicu kekeringan di berbagai wilayah. Kekeringan ini dapat merugikan berbagai pihak terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian membutuhkan pasokan air yang cukup banyak untuk menjalankan usahanya. Selain itu kekeringan juga dapat menyebabkan badai pasir dan debu yang dapat berpindah hingga ke berbagai benua.

  • Volume dan Suhu Laut Meningkat

Beberapa tahun terakhir suhu air laut terus meningkat lebih cepat dari seluruh kedalaman laut. Saat suhu air meningkat, maka volume air laut akan bertambah karena air mengalami pemuaian. Peningkatan tersebut juga disebabkan oleh mencairnya lapisan es. Sehingga peningkatan volume air ini bisa mengancam komunitas pesisir dan pulau. Saat perubahan iklim, emisi karbon dioksida meningkat, semakin banyak pula karbon dioksida yang terserap di lautan dan mengancam kehidupan biota laut dan terumbu karang.

  • Punahnya beberapa spesies

Perubahan iklim seperti cuaca ekstrim, kekeringan dapat menyebabkan beberapa spesies terancam punah. Pasalnyabanyak spesies yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang ada.

  • Menganggu Suplai Makanan

Selain menyebabkan kepunahan dari beberapa spesies, dampak dari perubahan iklim lain bisa mengganggu suplai makanan. Hal ini dikarenakan, perubahan iklim mengganggu sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Ketiga sektor tersebut kurang produktif saat terjadi perubahan iklim. Sehingga menyebabkan suplai makanan menjadi terganggu.

  • Meningkatkan Risiko Kesehatan

Selain menyebabkan perubahan pada lingkungan, perubahan iklim juga dapat menyebabkan risiko kesehatan pada manusia. Kemarau panjang yang diakibatkan oleh perubahan iklim dapat menyebabkan berkembangnya bakteri, virus, jamur dan parasit berkembang dengan cepat. Mikroorganisme ini dapat berkembang dengan cepat akibat kelembapan udara saat musim kemarau cukup tinggi. Sehingga menyebabkan banyak penyakit yang bermunculan yang berhubungan dengan bakteri dann udara seperti penyakit kulit. Perubahan iklim yang menyebabkan kemarau panjang dapat menyebabkan kebakaran hutan. Dari kebakaran hutan akan menyebabkan kualitas udara yang butuk dan memicu infeksi pada saluran pernapasan. Selain itu banjir juga dapat memunculkan penyakit yaitu malaria dan demam berdarah.

Select the fields to be shown. Others will be hidden. Drag and drop to rearrange the order.
  • Image
  • SKU
  • Rating
  • Price
  • Stock
  • Availability
  • Add to cart
  • Description
  • Content
  • Weight
  • Dimensions
  • Additional information
Click outside to hide the comparison bar
Compare